Sunday, 28 August 2016

KEUTAMAAN MEMBACA ATAU MENGHAFAL AL-QUR 'AN DI DUNIA MAUPUN DI AKHIRAT

KEUTAMAAN MEMBACA ATAU PENGHAFAL  AL-QUR 'AN

Al Qur'an merupakan petunjuk bagi setiap mukmin, apabila ia mengamalkan Al Qur'an maka ia akan berada dijalan yang lurus dan apabila meninggalkan maka ia akan tersesat.
berikut ini adalah keutamaan orang-orang yang membaca atau yang menghafalkan Al-qur'an

1. Al Qur'an akan menjadi syafaat bagi penghafalnya, dari Abu Umamah RA ia berkata,"aku mendengar Rasulullah SAW berkata "Bacalah ALQur'an sesungguhnya ia akan menjadi pemberi syafaat bagi para pembacanya (penghafal)," (HR. Muslim)
2. HIfdzul Qur'an akan meninggikan derajat manusia di surga
3. Penghafal Qur'an bersama malaikat yang mulia dan taat
4. bagi para penghafal Al-qur'an akan diberikan mahkota kehormatan di akhirat
5. Orang tua akan memperoleh pahala khusus jika anaknya menghafal Al-Qur'an
6. Para penghafal Al-Qur'an tidak akan rugi dalam perdagangannya.

Penjelasan di atas merupakan keutamaan orang-orang yang membaca atau penghafal al-qur'an. semoga kita semua menjadi manusia yang selalu belajar, dan mengamalkan isi dari alqur'an yang merupakan kitab suci agama Islam.

jadi, buat temen-temen mulai sekarang ayo kita rajin-rajin untuk membuka Al-Qur'an kita, jangan sosmed aja yang sering dibuka atau dibaca!!!!!

Saturday, 27 August 2016

Cara Mengatasi Tanda Seru Disinyal Wifi Hospot pada Laptop


 Cara Mengatasi Tanda Seru Disinyal Wifi Hospot

 

Saat ini internet sudah menjadi sebuah kebutuhan yang penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Pemanfaatan internet untuk mencari informasi memang sangat memberikan kemudahan bagi kita. Sehingga koneksi internet merupakan hal yang wajib ada di manapun kita berada. Banyak tempat yang menyediakan Wifi hotspot secara gratis, sehingga kita bisa memanfaatkannya untuk mengakses internet.

Nah, kadang saat kita melakukan koneksi ke hotspot tersebut ditemui beberapa masalah
, diantaranya adalah status dari Wifi di laptop kita menunjukkan sudah konek, tetapi kita tidak bisa browsing atau mengakses internet. Untuk mengetahui dimana letak kesalahannya, kita bisa melakukan langkah berikut ini.

1. Pastikan apakah ada tanda seru berwarna kuning di bagian systray

Periksa apakah ada tanda seru di systray (pojok kanan bawah komputer) pada icon yang menunjukkan koneksi wireless di laptop. Jika ada segitiga berwarna kuning dengan tanda seru berarti kita sama sekali tidak bisa koneksi ke internet.

2. Setelah memastikan hal diatas, sekarang masuk ke Control Panel, kemudian pilih Network And Sharing Center.

Setelah itu klik pada Change adapter Setting. Lalu klik kanan pada Wireless Connection dan pilih Properties. Klik dua kali pada Internet Protocol Version 4 (TCP/IPv4). Setelah itu kita akan melihat sebuah window yang menampilkan detail IP address pada komputer kita. Jika pada detail tersebut masih terisi, maka hapus terlebih dahulu terus pilih pilih Obtain an IP address automatically. Setelah itu klik OK, lau OK lagi. Tunggu beberapa saat hingga kita mendapatkan IP address dari DHCP server hotspot. Perhatikan kembali icon wireless connection yang ada di bagian systray. Jika tanda seru sudah hilang berarti laptop kita sudah tersambung ke internet.

3. Jika langkah pada nomor 2 gagal, berarti ada masalah pada Wifi card laptop kita.

Biasanya yang sering terjadi adalah masalah dari driver hardware tersebut. Solusinya adalah dengan melihatnya di Device Manager. Klik kanan pada My Computer kemudian pilih Manage, kemudian pilih DeviceManager. Perhatikan pada bagian Network adapters, kemudian klik kanan pada hardware wifi di laptop kita, lalu klik Uninstal. Tidak perlu khawatir, karena saat terdeteksi oleh sistem driver secara otomatis akan terinstal kembali. Setelah itu klik kanan dan pilih Scan for hardware changes agar sistem mendeteksi dan menginstal ulang driver hardware wifi tersebut secara otomatis. Setelah selesai tutup Device Manager
, kemudian konekkan kembali dengan hotspot wifi. Koneksi internet kita akan kembali normal.

Cara Menghilangkan Tanda Seru WiFi


Ada dua cara mengatasi wifi (speak:/ˈwaɪfaɪ/) yang tidak bisa konek ke internet & timbul tanda seru seperti ini:

1. Masuk ke Control Panel, kemudian pilih Network And Sharing Center.
Setelah itu klik Change adapter Setting. Klik kanan pada Wireless Network Connection dan pilih Properties. Klik dua kali padaInternet Protocol Version 4 (TCP/IPv4). Setelah itu kita akan melihat sebuah window yang menampilkan detail IP address pada komputer kita. Jika pada detail tersebut ada isinya, kita tinggal pilih Obtain an IP address automatically/ kosong alias mencari ip adress otomatis. Setelah itu klik OK,  Tunggu beberapa saat hingga kita mendapatkan IP address dari DHCP server hotspot. Perhatikan kembali icon wireless connection yang ada di bagian systray. Jika tanda seru sudah hilang berarti laptop kita sudah tersambung ke internet.
2. Jika pada langkah pertama masih belum ada perubahan, berarti ada masalah pada Wifi card.
Klik icon start lalu ketik Device Manager.
Perhatikan pada bagian Network adapters, kemudian klik kanan pada hardware wifi di laptop, lalu klik Uninstall. Tenang saja, proses uninstall ini secara otomatis akan terinstal kembali. Setelah itu klik kanan dan pilih Scan for hardware changes agar sistem mendeteksi dan menginstal ulang driver hardware wifi tersebut secara otomatis. Setelah selesai tutup Device Manager, kemudian konekkan kembali dengan hotspot wifi.
Insyaallah koneksi internet lancar kembali, semoga dapat bermanfaat

riwayat hidup Nurcholis Madjid



RIWAYAT HIDUP NURCHOLIS MADJID


Nurcholis Madjid lahir pada tanggal 17  maret 1939 bertepatan dengan 26 Muharram 1358 H. Di jombang, jawa timur, dari kalangan-kalangan pesantren yang taat menjalankan Agama. Pendidikanya mulai dari sekolah rakyat di Majoanyar pada pagi hari. Sedangkan sore hari ia sekolah di Madrasah Ibtidaiyah di Majoanyar. Setelah menamatkan sekolahnya di Ibtidaiyah, ia melanjutkan belajar ke pesantern Darul Ulum di Rejosa, Jombang. Setelah itu ia melanjutkan pendidikannya di Kulliyatul Mu’allimin Al-Islamiyah (KMI) pesantern Darussalam di gontor ponogoro.
Setamat dari Gontor ia melanjutkan studi pada institut Agama Islam Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatul Jakarta, pada Fakultas Adab, Jurusan sastra arab dan tamat tahun 1968. Pendidikan selanjutnya ia lakukan di Universitas Chicago, Illinois, Amerika Serikat dan berhasil meraih gelar doktor dalam bidang Islmic Thougt (pemikiran islam) pada tahun 1984. Semasa jadi mahasiswa Nurcholis Madjid banyak melakukan kegiatan di berbagai organisasi. Ia pernah menjadi ketua umum mahasiswa islam (HMI) cabang ciputat pada tahun 60-an, kemudian menjadi ketua umum pengurus besar HMI selama periode 1966-1969 dan 1967-1971.
Setamat dari IAIN Syarif Hidayatul jakarta, Nurcholis Madjid bekerja sebgai dosen di almamaternya, mulai tahun 1972-1976. Setelah berhasil meraih gelar doktor pada tahun 1985, ia ditugaskan memberikan kuliah tentang filsafat di Fakultas Pasca Sarjana IAIN Syarif Hidayatul Jakarta. Selain sebagai orang yang banyak berkecimpung di organisasi dan memangku berbagai jabatan,  Nurcholis Madjid juga sebagai seseorang penulis yang produktif. Diantara karya tulisnya yang dapat disebut disini adalah sebagai berikut:[1]
1.      Khazanah intelektual Islam, (Jakarta, Bulan Bintang 1984)
2.      Islam Kemordenan dan Keislaman (Bandung, Mizan 1987)
3.      Islam Doktrin dan Peradaban, Sebuah Telaah Kritis tentang Masalah Keimanan, Kemanusiaan dan Kemordenan, (Jakarta, Yayasan Wakaf Paramadina 1992 )  
4.      Kontekstualisasi Doktrin Islam dalam Sejarah (Karya bersama para pakar Indonesia lainya), (Jakarta, Yayasan Wakaf Paramadina  1995)
5.      Pintu-Pintu Menuju Tuhan (Jakarta, Yayaysan Wakaf Paramadina  1995)
Selanjutnya sejak tahun 1986 Nurcholis Madjid mendirikan dan memimpin Yayasan Wakaf Paramadina dengan kegiatan yang mengarah kepada gerakan intelektual Islam Indonesia.


[1] Abudin Nata, Tokoh-Tokoh Pembaharuan Pendidikan Islam Indonesia,(Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2005) h, 322-324

Sunday, 21 August 2016

BIMBINGAN DAN KONSELING


PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Menurut Dewa Ketut Sukardi bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada seseorang (individu) atau sekelompok orang agar mereka itu dapat berkembang menjadi pribadi. Pribadi yang mandiri, kemandirian ini mencakup lima fungsi pokok yang hendaknya dijalankan oleh pribadi mandiri yaitu : a) Mengenal diri sendiri dan lingkungannya, b) Menerima diri sendiri dan lingkungannya secara positif dan dinamis, c) Mengambil keputusan, d) Mengarahkan diri dan, e) Mewujudkan diri.[1]
Sedangkan menurut Hallen A. bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya ia sanggup mengarajkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat, serta kehidupan umumnya. Dengan demikian ia dapat mengecap kebahagiaan hidup dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi kehidupan masyarakat umumnya. Bimbingan membantu individu mencapai perkembangan diri secara optimal sebagai makhluk sosial.[2]
Dari dua pendapat diatas dapat penulis pahami bahwa yang dimaksud dengan bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang diberikan kepada seseorang atau kelompok agar mereka itu dapat berkembang menjadi pribadi-pribadi yang mandiri.
Adapun konseling menurut Prayitno adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antara dua orang dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan. Kemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar. Dalam hal ini konseling dibantu untik memahami diri sendiri, keadaan sekadang dan kemungkinan keadaannya masa depan yang dapat ia ciptakan dengan menggunakan potensi yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi maupun masyarakat. Lebih lanjut konseling dapat belajar bagaimana memecahkan masalah-masalah dan menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan datang.[3]
Berdasarkan pendapat tersebut maka penulis dapat memahami arti dari konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka oleh konselor dan konseling dalam rangka memecahkan suatu masalah yang dihadapi konseling agar dapat menghasilkan suatu keputusan yang bermanfaat bagi konsling atau orang yang bermasalah.
Berdasarkan uraian diatas dapatlah penulis simpulkan bahwa bimbingan dan konseling merupakan suatu kegiatan berupa bantuan dan tuntunan yang dibeirkan kepada individu untuk meningkatkan prestasi belajar.


[1] Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling Disekolah, Rineka Cipta, Jakarta, 2002, h. 20.
[2] Hallen A. Bimbingan dan Konseling, Ciputat Pers. Jakarta 2002, h. 5
[3] Prayitno, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Rineka Cipta. Jakarta, 1999, h. 101

Saturday, 20 August 2016

Peran Guru Pendidikan Agama Islam


PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENDIDIK ANAK

Sardirman berpendapat bahwa, “Pembentukan sikap mental dan perilaku anak didik, tidak akan terlepas dari soal penanaman nilai-nilai, transfer of values. Oleh karena itu, guru tidak sekedar “pengajar”, tetapi betul-betul sebagai pendidik yang akan memindahkan nilai-nilai itu kepada anak didiknya dan juga membimbingnya.[1]

a.      Guru Sebagai Pengajar
     Guru sebagai pengajar yaitu berperan memberikan pengajaran di dalam sekolah, ia menyampaikan pelajaran agar siswa memahami dengan baik semua pengetahuan yang telah disampaikan itu, selain itu juga berusaha agar terjadi perubahan sikap, keterampilan, kebiasaan, hubungan sosial, apresiasi dan sebagainya melalui pengajaran yang disampaikan.[2] Sebagai pengajar, guru bertugas membina perkembangan pengetahuan, sikap dan keterampilan.[3]
     Sehubungan dengan itu , pengajar harus menguasai ilmu antara lain pengetahuan yang luas, menguasai bahan pelajaran, serta ilmu-ilmu yang bertalian dengan mata pelajaran atau bidang studi yang diajarkannya, menguasai praktik mendidik, teori evaluasi dan psikologi belajar, dsb.[4]

       Berdasarkan pengertian di atas, maka guru sebagai pengajar memiliki pengertian bahwa selain mengajarkan materi, seorang guru juga harus benar menguasai materi dan juga ilmu-ilmu yang bertalian dengan mata pelajaran baik secara umum maupun khusus.  Terlebih sebagai guru al-Islam yang sangat menekan pada karakter peserta didik.


b.      Guru Sebagai Pendidik
       Guru Al-Islam sebagai pendidik adalah mendidik. “Dalam operasionalnya, mendidik merupakan rangkaian proses mengajar, memberikan dorongan, memuji, mengajar, member contoh, membiasakan dan lain sebagainya.”[5] Sementara itu, Sardirman mengatakan, “Mendidik adalah sikap mental seseorang, tidak cukup hanya mengajarkan suatu pengetahuan tetapi pengetahuan harus didikan dengan guru sebagai idolanya.[6]
     Kata pendidik dalam Bahasa Indonesia  apabila disinonimkan dengan Bahasa Arab maka dapat ditemukan beberapa istilah yang bisa disepadankan dengan kata pendidik, antara lain :
1)   Ustadz; orang yang berkomitmen dengan  profesionalitas, yang melekat pada dirinya, sikap dedikatif, komitmen terhadap mutu proses dan hasil kerja, serta sikap continous improvement.
2)   Muallim; adalah orang yang menguasai ilmu dan mampu mengembangkannya serta menjelaskan fungsinya dalam kehidupan, menjelaskan dimensi teoritis praktisnya, sekaligus melakukan transfer ilmu pengetahuan, internalisasi, serta implementasi.

3)   Murobby; ialah orang yang mendidik dan menyiapkan peserta didik agar mampu berkreasi serta mampu mengatur dan memelihara hasil kreasinya untuk tidak menimbulkan malapetaka bagi dirinya, masyarakat dan alam sekitarnya.
4)   Mursyd; ialah orang yang mampu menjadi model atau sentral identifikasi diri atau menjadi pusat panutan, teladan, dan konsultan bagi peserta didik.

5)   Mudarris; orang yang memiliki kecerdasan intelektual dan berusaha mencerdaskan peserta didik memberantas kebodohan, serta melatih intelektualnya melalui proses pembelajaran sehingga peserta didik memiliki kecerdasan intelektual dan keterampilan.
6)   Muaddib; berarti memberi adab, mendidik.[7]

       Jadi, guru al-Islam sebagai pendidik tidak hanya mentransfer ilmu, tetapi harus menginvestasi nilai-nilai moral dan spiritual yang diembannya dalam mentransformasikan kearah pembentukan kepribadian peserta didik yang lebih baik.
c.       Guru Sebagai Pembimbing
       Membimbing adalah kegiatan menuntun anak didik dalam perkembangan dengan jalan memberikan lingkungan dan arah sesuai dengan tujuan pendidikan.[8]
Menurut Oemar hamalik, guru sebagai pembimbing berkewajiban memberikan bantuan kepada murid agar mereka mampu menemukan masalahnya sendiri, memecahkan masalahnya sendiri, mengenal diri sendiri, dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya.[9]

     Perlu diingat bahwa pemberian bimbingan bagi guru agama meliputi bimbingan belajar dan bimbingan perkembangan sikap keagamaan. Dengan demikian membimbing dan memberikan bimbingan dmaksudkan agar setiap murid diinsyafkan mengenai kemampuan dan potensi diri murid yang sebenarnya dalam kapasitas belajar dan bersikap. Jangan sampai murid-murid menganggap rendah atau meremehkan kemampuannya sendiri dalam potensinya untuk belajar dan bersikap sesuai dengan ajaran Islam.[10]

       Jadi, guru al-Islam sebagai pembimbing memiliki pengertian bahwa sebagai seorang guru, ia memiliki kewajiban untuk memberikan bantuan kepada peserta didik dalam menemukan masalah dan juga penyelesaian masalahnya sendiri. Guru sebagai pembimbing memberikan arahan atau solusi namun pemecahannya diserahkan kepada peserta didik itu sendiri, agar ia menjadi peserta didik yang mandiri nantinya.


       [1] Sardirman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rajawali Press, 2012), Ed.1, h.28
       [2] Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta : Bumi Aksara, 2004), h.124
       [3] Zakiah Darajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1995), h.265
       [4] Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi,h.43
       [5] Samsul Nizar,  Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : Ciputat Press, 2002) h.43
       [6] Sardirman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mnegajar, (Jakarta : Raja Grafindo Pustaka, 2010), h.137
       [7] Ahmad Zumaro, Hadis Tarbawi Konsep Pendidikan dalam Perspektif Hadis,h.33
       [8] Sardirman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, h.138
       [9] Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi,h.124
       [10] Zakiah Darajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, h.86