Thursday, 1 September 2016

Biografi / Riwayat Hidup K.H Abdurrahman Wahid



Riwayat Hidup  K.H Abdurrahman Wahid

 Abdurrahman Wahid yang lengkap di panggil Gus Dur, dan dengan nama lengkap Abdurrahman Addakil, lahir pada tanggal 14 agustus 1940, didenanyor, jombang. Ia anak pertama dari 6 bersaudara, ayahnya bernama Wahid Hisyam, adalah putra K.H Hasyim Asy-Ari, pendiri pondok pesantern Tebu Ireng dan pendiri Nahdatul Ulama  (NU), K.H Bisyri Syamsuri, pendiri pondok pesantern denayor jombang dan Ro’is Am Syuriyah pengurus besar Nahdatul Ulama (PBNU) setelah K.H Abdu Wahab.

Secara geneologi, Abdurrahman Wahid memiliki keturunan “ darah biru”, dan menurut Cliffort Geerz, ia termasuk golongan santri dan priyayi sekaligus. Baik dari keterunan ayah maupun ibunya, Abdurrahman Wahid adalah sosok yang menempati strata sosial tertinggi dalam masyarakat Indonesia. Ia adalah cucu dari dua ulama terkemuka NU dan tokoh terbesar dai bangsa Indonesia. Kekeknya, Kiai Bisyri Syamsuri dan Kiai Hasyim Asy-Ari sangat dihormati dikalangan NU, baik kerena peranya sebagai pendiri Nahdatul Ulama, maupun karena kedudukannya sebagai ulama karismatik.
Pada masa kecilnya, Abdurrahman Wahid tidak seperti kebanyakan  anak-anak seusianya. Ia lebih memlilih tinggal bersama kakeknya dari pada tinggal bersama ayahnya. Melalui kakeknya, ia belajar membaca Al-qur’an di pondok pesantern tebu ireng, jombang. Berkat tinggal bersama kakeknya yang merupakan tokoh yang banyak dikunjungi tokoh-tokoh politik dan orang-orang penting lainya, maka dari sejak kecil Abdurrahman Wahid sudah mengenal tokoh-tokoh politik tersebut.
Pada usia 13 tahun, Abdurrahman Wahid kehilangan ayahnya, dan hidup sebagai anak yatim. Wahid Hisyam, ayahanda Abdurrahman Wahid meninggal dunia pada usia 38 tahun karena kecelakaan kendaraan. Kepergian ayahnya ini telah menimbulkan beban psikologis yang mendalam bagi Abdurrahman Wahid. Ia harus sudah ikut bertanggung jawab bagi masa depan dan keluarganya dan Nahdatul Ulama. Rumah orang tuanya yang biasanya ramai dikunjungi pada tamu-tamu penting, setelah meninggal orang tuanya, tamu-tamu penting tersebut tidak ada lagi.
Mengenai riwayat pendidikanya, Abdurrahman Wahid mulai menuntut ilmu di sekolah dasar (SD) di Jakarta. Setelah itu ia melanjutkan pendidikanya kesekolah menengah ekonomi petama (SMEP) di tanah abang. Selama belajar di SEMP Yogyakarta, Abdurrahman Wahid bertemu dengan seorang guru bahasa inggris, bernama Rufi’ah. Melalui guru ini, Abdurrahman Wahid belajar bahasa asing, dan banyak berkenalan dengan buku-buku tentang komunis , seperti Das Kapil, Karya Karl Marx,Filsafat Plato,Thales,Novel-novel Walliam Bochner dan Romantisme Revolusioner, karangan Lenin Vladimir Ilyeh (1870-1924).
Setelah menamatkan pendidikanya di SEMP, Abdurrahman Wahid banyak menghabiskan waktunya untuk belajar di pesantren yang berada dibawah naungan Nahdatul Ulama. Selain itu pada tahun 1959-1963, Abdurrahman Wahid menimba ilmu di Muallimat Bahrul Ulum, Tambak Beras, Jombang, Jawa Timur. Setelah itu ia mondok di pesantern Krapyak,Yogyakarta dan tinggal di rumah seorang tokoh terkemuka yaitu K.H. Ali Maksum.
Selanjutnya pada tahun 1964, ia berangkat ke mesir untuk menimba ilmu di Universitas Al-Azhar, Kairo sampai tahun 1966. Kerena merasa tidak puas dengan sitem pengajaran di Al-Azhar tersebut, maka pada tahun 1966-1970 ia meninggalkan Kairo untuk melanjutkan studinya di Fakultas seni Unversitas Baghdad. Abdurrahman Wahid mulai tampil sebagai seorang muslim yang modernis. Ia sudah mulai mengajukan gagasan tentang perlunnya penafsiran kembali ajaran Islam, serta mengubah pendidikan dan pengajaaran Islam yang sesuai dengan tentangan zama dan perkembangan ilmu pengetahuan.
Sekembalinya ke Indonesia, Abdurrahman Wahid kembali kepesantren milik kakeknya. Kerena kemampuanya dalam bidang ilmu Agama Islam dan ilmu pengetahuan yang lainya, maka pada tahun 1972-1974, ia diangkat menjadi dosen dan sekaligus menjabat sebagai Dekan Fakultas Ushuluddin Universitas Hasyim Asy’Ari, Jombang.
Dengan melihat latar belakang hidupnya sebagai mana tersebut diatas, tanpak kesulitan bagi kita untuk memberikan predikat yang pas dan tepat bagi Abdurrahman Wahid. Sebagian ada yang berpendapat bahwa Abdurrahman Wahid adalah seorang tokoh yang besar bertarap internasioal yang memiliki banyak kemampuan. Padanya terdapat keahlian dalam bidang ilmu Agama Islam bertarap Ulama besar, Kyai, Wali da juga terdapat keahlian dalam bidang ilmu pengertahuan umum dan pedidikan modern yang demikian luas.

No comments:

Post a Comment