Riwayat Hidup K.H Abdurrahman Wahid
Abdurrahman Wahid yang lengkap di panggil Gus Dur, dan
dengan nama lengkap Abdurrahman Addakil, lahir pada tanggal 14 agustus 1940,
didenanyor, jombang. Ia anak pertama dari 6 bersaudara, ayahnya bernama Wahid
Hisyam, adalah putra K.H Hasyim Asy-Ari, pendiri pondok pesantern Tebu Ireng
dan pendiri Nahdatul Ulama (NU), K.H
Bisyri Syamsuri, pendiri pondok pesantern denayor jombang dan Ro’is Am Syuriyah
pengurus besar Nahdatul Ulama (PBNU) setelah K.H Abdu Wahab.
Secara geneologi, Abdurrahman Wahid memiliki keturunan “ darah biru”, dan
menurut Cliffort Geerz, ia termasuk golongan santri dan priyayi sekaligus. Baik
dari keterunan ayah maupun ibunya, Abdurrahman Wahid adalah sosok yang
menempati strata sosial tertinggi dalam masyarakat Indonesia. Ia adalah cucu
dari dua ulama terkemuka NU dan tokoh terbesar dai bangsa Indonesia. Kekeknya,
Kiai Bisyri Syamsuri dan Kiai Hasyim Asy-Ari sangat dihormati dikalangan NU,
baik kerena peranya sebagai pendiri Nahdatul Ulama, maupun karena kedudukannya
sebagai ulama karismatik.
Pada masa kecilnya, Abdurrahman Wahid tidak seperti
kebanyakan anak-anak seusianya. Ia lebih
memlilih tinggal bersama kakeknya dari pada tinggal bersama ayahnya. Melalui
kakeknya, ia belajar membaca Al-qur’an di pondok pesantern tebu ireng, jombang.
Berkat tinggal bersama kakeknya yang merupakan tokoh yang banyak dikunjungi
tokoh-tokoh politik dan orang-orang penting lainya, maka dari sejak kecil
Abdurrahman Wahid sudah mengenal tokoh-tokoh politik tersebut.
Pada usia 13 tahun, Abdurrahman Wahid kehilangan
ayahnya, dan hidup sebagai anak yatim. Wahid Hisyam, ayahanda Abdurrahman Wahid
meninggal dunia pada usia 38 tahun karena kecelakaan kendaraan. Kepergian
ayahnya ini telah menimbulkan beban psikologis yang mendalam bagi Abdurrahman
Wahid. Ia harus sudah ikut bertanggung jawab bagi masa depan dan keluarganya
dan Nahdatul Ulama. Rumah orang tuanya yang biasanya ramai dikunjungi pada
tamu-tamu penting, setelah meninggal orang tuanya, tamu-tamu penting tersebut
tidak ada lagi.
Mengenai riwayat pendidikanya, Abdurrahman Wahid mulai
menuntut ilmu di sekolah dasar (SD) di Jakarta. Setelah itu ia
melanjutkan pendidikanya kesekolah menengah ekonomi petama (SMEP) di tanah abang. Selama belajar di SEMP Yogyakarta,
Abdurrahman Wahid bertemu dengan seorang guru bahasa inggris, bernama Rufi’ah.
Melalui guru ini, Abdurrahman Wahid belajar bahasa asing, dan banyak berkenalan
dengan buku-buku tentang komunis , seperti Das Kapil, Karya Karl Marx,Filsafat
Plato,Thales,Novel-novel Walliam Bochner dan Romantisme Revolusioner, karangan
Lenin Vladimir Ilyeh (1870-1924).
Setelah menamatkan pendidikanya di SEMP, Abdurrahman
Wahid banyak menghabiskan waktunya untuk belajar di pesantren yang berada
dibawah naungan Nahdatul Ulama. Selain itu pada tahun 1959-1963, Abdurrahman
Wahid menimba ilmu di Muallimat Bahrul Ulum, Tambak
Beras, Jombang, Jawa Timur.
Setelah itu ia mondok di pesantern Krapyak,Yogyakarta dan tinggal di rumah
seorang tokoh terkemuka yaitu K.H. Ali Maksum.
Selanjutnya pada tahun 1964, ia berangkat ke mesir untuk menimba ilmu di
Universitas Al-Azhar, Kairo sampai tahun 1966. Kerena merasa tidak puas
dengan sitem pengajaran di Al-Azhar tersebut, maka pada tahun 1966-1970 ia
meninggalkan Kairo untuk melanjutkan studinya di Fakultas seni Unversitas
Baghdad. Abdurrahman Wahid mulai tampil sebagai seorang muslim yang modernis.
Ia sudah mulai mengajukan gagasan tentang perlunnya penafsiran kembali ajaran
Islam, serta mengubah pendidikan dan pengajaaran Islam yang sesuai dengan
tentangan zama dan perkembangan ilmu pengetahuan.
Sekembalinya ke Indonesia, Abdurrahman Wahid kembali
kepesantren milik kakeknya. Kerena kemampuanya dalam bidang ilmu Agama Islam
dan ilmu pengetahuan yang lainya, maka pada tahun 1972-1974, ia diangkat
menjadi dosen dan sekaligus menjabat sebagai Dekan Fakultas Ushuluddin
Universitas Hasyim Asy’Ari, Jombang.
Dengan melihat latar belakang hidupnya sebagai mana tersebut diatas, tanpak
kesulitan bagi kita untuk memberikan predikat yang pas dan tepat bagi
Abdurrahman Wahid. Sebagian ada yang berpendapat bahwa Abdurrahman Wahid adalah
seorang tokoh yang besar bertarap internasioal yang memiliki banyak kemampuan.
Padanya terdapat keahlian dalam bidang ilmu Agama Islam bertarap Ulama besar, Kyai, Wali da
juga terdapat keahlian dalam bidang ilmu pengertahuan umum dan pedidikan modern
yang demikian luas.
No comments:
Post a Comment