Sejarah Islam di Indonesia
Pengaruh Islam terhadap perpolitikan nasional punya akar sejarah yang cukup panjang. Jauh sebelum penjajah kolonial bercokol di tanah air,
sudah berdiri beberapa kerajaan Islam besar. Kejayaan kerajaan Islam di tanah
air berlangsung antara abad ke-13 hingga abad ke-16 Masehi.
Salah satu penyebabnya adalah karena umat Islam menjadi penduduk mayoritas bangsa ini. Selain itu, dalam ajaran Islam sangat dianjurkan
agar penganutnya senantiasa memberikan kontribusi sebesar-besarnya bagi orang
banyak, bangsa, bahkan dunia. Penguasaan wilayah politik menjadi sarana penting bagi umat Islam agar bisa memberikan kontribusi
bagi bangsa ini.
Berikut ini merupakan uraian mengenai kontribusi umat Islam dalam perpolitikan nasional di setiap era/ masa bangsa ini:
Era Kerajaan-Kerajaan Islam Berjaya
Islam masuk ke Indonesia pada abad ke- 7 Masehi
melalui jalur pelayaran yang bersifat internasional melalui selat malaka yang
menghubungkan dinasti Tang di Cina, Sriwijaya di Asia Tenggara dan Bani Umayyah
di Asia Barat. Jauh sebelum penjajah kolonial masuk ke tanah air, sudah berdiri
beberapa pengaruh Islam terhadap perpolitikan nasional yang memiliki akar sejarah yang cukup
panjang dengan ditandai oleh kerajaan-kerajaan islam. Kejayaan kerajaan Islam
di tanah air berlangsung antara abad ke-13 hingga abad ke-16 Masehi.
Pada perkembangannya, Islam mengalami pertumbuhan yang begitu pesat,
terbukti dengan berdirinya Kerajaan Islam pertama di Indonesia salah satunya
yaitu Samudera Pasai di Aceh. Pada abad ke-17 masehi atau tahun 1601 kerajaan Hindia Belanda datang ke Nusantara untuk berdagang, namun
pada perkembangan selanjutnya mereka menjajah daerah ini. Belanda datang ke
Indonesia dengan kamar dagangnya yaitu VOC, sejak saat itu hampir seluruh
wilayah Nusantara dikuasainya kecuali Aceh. Saat itu antara kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara belum sempat
membentuk aliansi atau kerja sama. Hal ini yang menyebabkan proses penyebaran
dakwah terpotong.
Era Kolonial dan Kemerdekaan (Orde Lama)
Peranan Islam dan umatnya tidak dapat dilepaskan terhadap pembangunan
politik di Indonesia baik pada masa kolonial maupun masa kemerdekaan. Pada masa kolonial Islam harus berperang menghadapi ideologi kolonialisme
sedangkan pada masa kemerdekaan Islam harus berhadapan dengan ideologi tertentu
macam komunisme dengan segala intriknya.
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa sejarah secara tegas menyatakan
kalau pemimpin-pemimpin Islam punya andil besar terhadap perumusan NKRI. Baik itu mulai dari penanaman
nilai-nilai nasionalisme hingga perumusan Undang-Undang Dasar Negara
Para pemimpin Islam terutama dari Serikat Islam pernah mengusulkan agar
Indonesia berdiri di atas Daulah Islamiyah yang tertuang di dalam Piagam
Jakarta. Namun, format tersebut hanya bertahan selama 57 hari karena adanya protes dari kaum umat
beragama lainnya. Kemudian, pada tanggal 18 Agustus 1945, Indonesia menetapkan
Pancasila sebagai filosofis negara.
Era Orde Baru
Pemerintahan masa orde baru menetapkan Pancasila sebagai satu-satunya asas di dalam
negara. Ideologi politik lainnya dipasung dan tidak boleh ditampilkan, termasuk
ideologi politik Islam. Hal ini menyebabkan terjadinya kondisi depolitisasi
politik di dalam perpolitikan Islam.
Politik Islam terpecah menjadi dua kelompok. Kelompok pertama di sebut kaum skripturalis yang hidup dalam suasana depolitisasi
dan konflik dengan pemerintah. Kelompok kedua adalah kaum subtansialis yang
mendukung pemerintahan dan menginginkan agar Islam tidak terjun ke dunia
politik
Era Reformasi
Bulan Mei 1997 merupakan awal dari era reformasi. Saat itu rakyat Indonesia bersatu untuk menumbangkan rezim tirani Soeharto. Perjuangan
reformasi tidak lepas dari peran para pemimpin Islam pada saat itu. Beberapa
pemimpin Islam yang turut mendukung reformasi adalah KH. Abdurrahman Wahid (Gus
Dur), ketua Nahdatul Ulama. Muncul juga nama Nurcholis Majid (Cak Nur),
cendikiawan yang lahir dari kalangan santri. Juga muncul Amin Rais dari kalangan Muhamadiyah. Bertahun-tahun
reformasi bergulir, kiprah umat Islam dalam panggung politik pun semakin
diperhitungkan.
Umat Islam mulai kembali memunculkan dirinya tanpa malu dan takut lagi
menggunakan label Islam. Perpolitikan Islam selama reformasi juga berhasil
menjadikan Pancasila bukan lagi sebagai satu-satunya asas. Partai-partai politik juga boleh
menggunakan asas Islam. Kemudian bermunculanlah berbagai partai politik dengan asas dan label Islam. Partai-partai politik yang berasaskan
Islam, antara lain PKB, PKU, PNU, PBR, PKS, PKNU, dan lain-lain.
Dalam kondisi bangsa yang sangat memprihatinkan sekarang, sudah waktunya
umat Islam untuk terjun dalam perjuangan politik yang lebih serius. Umat islam
tidak boleh lagi bermain di wilayah pinggiran sejarah. Umat Islam harus menyiapkan diri untuk memunculkan pemimpin-pemimpin yang
handal, cerdas, berahklak mulia, profesional, dan punya integritas diri yang
tangguh.
No comments:
Post a Comment